SEDEKAH ( TARIK REJEKI )

Hukum yang berlaku pada dunia tuyul atau pesugihan bahwa rejeki kalau di berikan kepada orang lain menyebabkan nya berkurang ( menyusut ) tetapi hukum yang berlaku pada kalangan orang beriman tidak lah demikian .
Dari ijasah leluhur ilmu hikmah ,dulu ,disarankan untuk membaca surat AL –KHAFI selama 21 hari setelah itu mengumpulkan uang kuno ( cukup satu ) dan uang yang masih berlaku ,mulai dari Rp 25, sampai Rp 50,000
Setelah itu uang harus disimpan dalam suatu tempat khusus ( peti ) dan tidak boleh di ambil jika uang itu untuk kepentingan pribadi ,Uang itu boleh diambil jika suatu saat yang punya uang menerima rejeki,seperti kita menerima uang dari orang lain hasil dari berjualan atau bisnis yang lain ,setelah itu kemudian uang yang di dalam peti itu diambil dan disedekahkan kepada orang yang tidak mampu atau yatim piatu ,anak terlantar dan orang yang membutuhkan.
Jika rejeki yang diterima itu dalam jumlah besar maka nilai yang terbesar ( Rp 50,000) harus dikeluarkan untuk disedekahkan,namun jika rejeki itu sedang sedang saja cukup yang( Rp20,000) yang disedekahkan,dan jika rejeki yang diterima kecil ,yang dikeluarkan pun dari nilai uang yang kecil antara ( Rp 5,000 sampai Rp 10,000 ) Setelah aturan di ikuti secara tertib ya itu tidak mengambil uang asmak itu selain untuk di sedekahkan ,ada perubahan dalam lancarnya rejeki ,sebaliknyta mana kala ada suatu masalah sehingga uang itu harus diambil untuk kebutuhan pribadi ,tiba tiba ada perubahan dalam kelancaran rezaki agak tersendat .
Bagi ahli ilmu batin ,hal ini biasa di tafsir power yang muncul dari asmak (AL –KHAFI )Yang dengan izin allah mampu menyeret uang yang lain/Tetapi kalau ditinjau dari sisi ilmu hikmah dan hakikat ,kelancaran rejeki itu karena orang merasa terus memiliki tugas untuk menyedekahkan sebagian rejeki yang di terimanya.